Hallo Sobat, Cerita misteri sudah siapkah anda untuk mendengarkan kisah misteri kali ini, yang sedikit menakutkan dan bisa membuat bulu kuduk anda berdiri seakan-akan terhempas oleh angin sepoi-sepoi. Tentunya anda sudah tidak asing lagi bukan yang namanya misteri atau cerita horror. Mungkin di daerah anda menyimpan cerita sendiri mengenai hal-hal yang berhubungan dengan misteri dan mungkin di sekitar anda sendiri juga ada.Namun apakah anda pernah menyadari bahwa hal semacam ini tidak terlepaskan dari kehidupan manusia. Yang pada hakekatnya memang selalu berdampingan satu sama lainnya.
Dan jika bicara tentang misteri pasti tidak terlepaskan dari cerita Legenda Situs Batu Kendit Tempat Bertemunya Dewi Samboja dan Utusan Raja Galuh ini, yang mana keberadaanya seringkali membuat orang ketakutan atau penasaran.Kebenaran ceritnya mungkin pernah dialami oleh sebagian orang yang ada disekitarnya. Dan disaat jam-jam tertentu mungkin keberadaanya dapat dilihat atau dirasakan bagi orang-orang tertentu. Dan bukan hal yang aneh jika seorang mempunyai kekuatan supranatural yang lebih bisa mendeteksi keberadaanya bahkan perwujudanya dapat ditampakan dengan mata batinya. Namun apakah anda percaya dengan Legenda Situs Batu Kendit Tempat Bertemunya Dewi Samboja dan Utusan Raja Galuh yang satu ini, jawabanya mungkin hanya anda sendiri yang dapat membuktikannaya.
Dan seperti apa cerita selengkapnya mengenai Legenda Situs Batu Kendit Tempat Bertemunya Dewi Samboja dan Utusan Raja Galuh yang menyeramkan ini, Untuk lebih memahami dan mengetahui alur ceritanya maka anda bisa baca cerita misteri dibawah ini. Saya sarankan jika anda tipe orang yang penakut untuk tidak meneruskan membacanya. Dan cerita ini merupakan cerita yang diambil dari berbagai sumber yang ada. Tanpa panjang lebar silahkan simak ceritanya berikut ini :
Legenda Situs Batu Kendit Tempat Bertemunya Dewi Samboja dan Utusan Raja Galuh
Situs batu kendit yang terletak di Blok Paliken, Desa Pasirgeulis, Kecamatan Padaherang, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, diyakini sebagai inspirasi bentuk leuit atau lumbung padi.
Menurut Juru Kunci Desa Pasirgeulis Budi Hartono (45), Situs Batu Kendit merupakan tempat bertemunya Dewi Samboja dengan utusan dari Kerajaan Galuh Pangauban yang saat itu dipimpin oleh Prabu Haur Koneng. Namun, hingga saat ini utusan Kerajaan Galuh Pangauban tersebut tidak diketahui namanya.
"Dewi Samboja pada saat itu dalam kondisi panik, setelah Raden Anggalarang (suami Dewi Samboja) dibunuh kelompok Suraboma atau Bajo," kata Budi.
Konon, kala itu Dewi Samboja hendak menuju Kerajaan Galuh Pangauban untuk menemui orang tua Raden Anggalarang. Namun, lantaran harus melewati Kerajaan Kawasen yang merupakan salah satu kerajaan di bawah kekuasaan Mataram, akhirnya dia enggan untuk lewat.
Dewi Samboja memilih untuk bermukim di Blok Paliken dan menunggu kedatangan utusan dari Kerajaan Galuh Pangauban. Saat menunggu, Dewi Samboja selalu merasa ketakutan dan curiga kepada setiap orang yang bertemu dengannya dan selalu menyangka mata-mata dari Suraboma atau Bajo. Akhirnya, Dewi Samboja bertemu dengan salah satu utusan Kerajaan Galuh Pangauban. Saat pertama kali bertemu, Dewi Samboja tidak langsung percaya.
Agar yakin bahwa yang datang itu utusan Kerajaan Galuh Pangauban, Dewi Samboja menancapkan sebatang lidi di tanah dan menyuruh untuk mencabutnya. Utusan itu langsung mencabut lidi yang ditancapkan Dewi Samboja. Setelah dicabut, ternyata lidi itu memiliki akar berupa batu.
Batu yang keluar dari lidi itu oleh masyarakat dinamakan Blok Batu Paliken yang lokasinya tidak jauh dari Situs Batu Kendit, kurang lebih 20 meter.
"Sejak pertemuan itu, Dewi Samboja dengan utusan dari Kerajaan Galuh Pangauban menetap hingga berbulan-bulan sambil menyusun strategi pembalasan atas kematian Raden Anggalarang oleh Suraboma atau Bajo," kata Budi Hartono.
Eeng, warga setempat mengatakan, berdasarkan cerita yang dia ketahui, saat Dewi Samboja dan utusan Kerajaan Galuh Pangauban menetap di Blok Batu Paliken, mereka berpikir untuk memenuhi kebutuhan pangan selama bermukim.
"Utusan Kerajaan Galuh Pangauban akhirnya berpikir harus ada tempat penyimpanan padi, sehingga batu Situs Batu Kendit itu ditiru menjadi sebuah bangunan yang dibuatnya menggunakan kayu," kata Eeng.
Bangunan yang dibuat oleh utusan Kerajaan Galuh Pangauban hingga sekarang diikuti oleh masyarakat sebagai tempat penyimpanan padi yang dinamakan leuit atau lumbung padi.
Kepala Bidang Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat, Pemberdayaan Lembaga Kemasyarakatan, Lembaga Adat dan Masyarakat Hukum Adat Dinas Sosial Pemberdayaan Masyarakat Desa (Dinsos PMD) Kabupaten Pangandaran Erik Krisnayudha berharap lokasi itu dilestarikan.
"Lokasi batu kendit merupakan lokasi tempat bersejarah, untuk itu perlu ada kesadaran dari masyarakat untuk menjaga dan melestarikan lokasi ini," katanya.
0 komentar:
Posting Komentar